Tuesday, May 28, 2013

Baterai

Sejarah Penemu Baterai

Ada beberapa indikasi bahwa baterai dan plat listrik telah dikenal di Iran kuno, pada sekitar abad ke-3 SM. Tetapi, Alessandro Volta (1745-1827) mengembangkan baterai modern antara tahun 1796 dan 1801. Karya Volta berasal dari sebuah pertengkaran tentang apakah listrik itu dihasilkan oleh tubuh binatang.
VoltaPada tahun 1780, Luigi Galvani (1737-1798), seorang profesor medis di Bologna, mengamati bahwa seekor katak mati yang dimasukkan ke dalam air asin akan tersentak ketika mengambang di atas pelat seng dan disentuh dengan ujung baja. Dia percaya dirinya telah menemukan listrik pada binatang, dan selama beberapa dekade berikutnya, banyak percobaan telah dilakukan untuk mencari penjelasan atas gerakan galvanik (galvanic motion) itu, dan namanya dipindahkan ke bahasa Eropa. Tetapi, Volta, seorang profesor fisika dengan spesialisasi pada kelistrikan di Universitas Pavia, percaya bahwa listrik tidak muncul dari kaki katak tetapi dari logam atau permukaan seng di mana katak  itu berada. Setelah serangkaian percobaan ia lakukan, pada tahun 1800 Volta membuat sebuah peralatan yang menghasilkan arus listrik yang kuat dan besar. Dia menghubungkan dua mangkuk air garam dengan lempengan logam yang dibuat dari tembaga dan seng. Karena mencoba mendesain peralatan yang lebih praktis, dia menyusun lempengan kardus yang mengandung air asin secara bergantian dengan tembaga dan seng, dan lapisan voltaik ini menjadi baterai. Karena tiap-tiap lempengan itu adalah satu buah sel listrik, menumpuknya secara berkelompok atau tumpukan yang bekerja secara seri bisa meningkatkan voltasenya. Konsep bahwa beberapa sel harus digunakan secara berkelompok membawa kepada istilah baterai, sebagai perbandingan pada sebuah baterai dari beberapa kanon yang digunakan untuk meningkatkan daya tembak dalam pemakaian di bidang militer. Dengan demikian, sebuah sel listrik tunggal bukanlah baterai, meskipun istilah baterai sudah digunakan untuk menjelaskan unit penyimpanan sel listrik tunggal maupun ganda.

Pada tahun 1836, John Frederic Daniel (1790-1845), seorang ahli kimia dan meteorologi Inggris, mengembangkan baterai yang bisa diisi ulang. Sel yang digunakan Daniel terdiri dari sebuah elektroda seng dalam larutan sulfat seng dan sebuah elektroda tembaga dalam larutan sulfat tembaga, dengan sekat dari tembikar di antara kedua elektroda itu. Pengembangan lebih lanjut dari bermacam- macam peneliti mengarahkan kepada munculnya baterai dengan alkaline, asam, dan elektrolit air raksa yang bisa berguna dalam berbagai peralatan untuk memberikan sedikit daya sebagaimana yang dibutuhkan.

Baterai asam-arang, dikembangkan pada tahun 1859 oleh Gaston Plante, yang menjadi pelopor tipe baterai yang digunakan di mobil. Campurannya adalah asam sulfur dan dua buah pelat atau kisi-kisi yang berguna sebagai elektroda. Camille Faure mematenkan konsep kisi-kisi itu pada tahun 1881. Satu pelat dibuat dari timah murni dan yang lain dibuat dari dioksida timah. Tiap-tiap kompatemen dari baterai mobil yang multisel berisi satu pelat dari masing-masing logam yang dicelupkan ke dalam larutan asam sulfur. Selama berlangsungnya pengisian ulang baterai, bahan-bahan pelat dipindahkan ke dalam sulfat timah. Ketika arus DC mengalir melalui baterai itu, ia membalik perubahan kimianya, menggantikan sulfat dari logam itu dan memasang kembali asamnya. Dengan demikian, baterai itu bisa digunakan sebagai sistem penyimpanan listrik yang efisien, secara terus menerus diisi ulang oleh mesin pembakaran-internal yang dihubungkan dengan sebuah generator dan diisi ulang untuk menggerakkan setater motor listrik atau alat listrik lainnya.

No comments:

Post a Comment