Sejarah Penemu Baterai
Ada beberapa indikasi bahwa baterai dan plat listrik telah dikenal di Iran kuno, pada sekitar abad ke-3 SM. Tetapi, Alessandro Volta (1745-1827) mengembangkan baterai modern antara tahun 1796 dan 1801. Karya Volta berasal dari sebuah pertengkaran tentang apakah listrik itu dihasilkan oleh tubuh binatang.
Pada tahun 1836, John Frederic Daniel (1790-1845), seorang ahli kimia dan meteorologi Inggris, mengembangkan baterai yang bisa diisi ulang. Sel yang digunakan Daniel terdiri dari sebuah elektroda seng dalam larutan sulfat seng dan sebuah elektroda tembaga dalam larutan sulfat tembaga, dengan sekat dari tembikar di antara kedua elektroda itu. Pengembangan lebih lanjut dari bermacam- macam peneliti mengarahkan kepada munculnya baterai dengan alkaline, asam, dan elektrolit air raksa yang bisa berguna dalam berbagai peralatan untuk memberikan sedikit daya sebagaimana yang dibutuhkan.
Baterai asam-arang, dikembangkan pada tahun 1859 oleh Gaston Plante, yang menjadi pelopor tipe baterai yang digunakan di mobil. Campurannya adalah asam sulfur dan dua buah pelat atau kisi-kisi yang berguna sebagai elektroda. Camille Faure mematenkan konsep kisi-kisi itu pada tahun 1881. Satu pelat dibuat dari timah murni dan yang lain dibuat dari dioksida timah. Tiap-tiap kompatemen dari baterai mobil yang multisel berisi satu pelat dari masing-masing logam yang dicelupkan ke dalam larutan asam sulfur. Selama berlangsungnya pengisian ulang baterai, bahan-bahan pelat dipindahkan ke dalam sulfat timah. Ketika arus DC mengalir melalui baterai itu, ia membalik perubahan kimianya, menggantikan sulfat dari logam itu dan memasang kembali asamnya. Dengan demikian, baterai itu bisa digunakan sebagai sistem penyimpanan listrik yang efisien, secara terus menerus diisi ulang oleh mesin pembakaran-internal yang dihubungkan dengan sebuah generator dan diisi ulang untuk menggerakkan setater motor listrik atau alat listrik lainnya.
No comments:
Post a Comment