Hukum Ampere dan Penemu Galvanometer
Hukum Ampere mengkaitkan listrik dengan magnet, dan ini pertama kali ditunjukkan oleh fisikawan Perancis Andre-Marie Ampere (1775-1836) pada sekitar tahun 1825. Hukum itu nantinya dirumuskan secara matematis oleh James Clerk Maxwell (1831-1879), yang memberi piutang kepada Ampere atas penemuan ini. Ampere mencatat bahwa jika seseorang berjalan di sepanjang kawat yang mengandung listrik dan terminal positif ke negatif dan membawa kompas magnet, jarum penunjuk arah utara dari kompas itu akan mengarah ke sebelah kiri dari orang itu. Besarnya arus itu akan membelokkan jarum kompas secara proporsional, suatu pengaruh yang pertama kali dicatat oleh Hans Christian Oersted pada tahun 1819.
Sebuah alat yang dikembangkan oleh beberapa peneliti sepanjang tahun 1820-an nantinya disebut galvanometer sebagai penghormatan terhadap Luigi Galvani (1737-1798), yang telah mengembangkan teori, belakangan dibuang, bahwa otot-otot binatang menghasilkan listrik. Sepanjang dekade pertama abad 19, arus listrik seringkali disebut listrik galvanik, dan galvanometer mengukur arus gaya itu.
Ketika pada tahun 1780 Profesor Luigi Galvani (1737-17998) menyelidiki konstraksi pada kaki katak yang mati, dia mengira telah menemukan prinsip kehidupan. Dia menerbitkan karyanya pada tahun 1791, dalam (terjemahan) Commentary on the Effect of Electricity on Muscular Motion, yang menimbulkan sensasi internasional. Tetapi seorang muridnya yang orang Itali, Alessandro Volta (1745-1827), penemu baterai, pada tahun 1800 mampu menunjukkan bahwa listrik tidak muncul dari kaki katak tetapi dari reaksi kimia listrik dari kertas karton atau logam di mana katak itu ditaruh. Selain mendemonstrasikan bahwa gagasan Galvani itu tidak benar, sebuah peralatan untuk mengukur tegangan listrik kemudian dikembangkan oleh seorang penemu berbeda yang selanjutnya memberinya nama sesuai dengan namanya, Volt.
Dengan mempelajari "efek galvanik" atau arus listrik, pada tahun 1819 Hans Christian Oersted (1777-1851), seorang ahli fisika Denmark, menemukan bahwa ketika sebuah kabel yang dialiri arus listrik didekatkan ke kompas, jarum kompas itu akan berayun-ayun. Pada tahun 1820 seorang berkebangsaan Perancis bernama Andre Marie Ampere dan juga seorang warga Jerman Johann S. C. Scweigger membuat peralatan untuk mengukur arus listrik itu, dan Ampere mengusulkan untuk menggunakan nama galvanometer sebagai wujud penghormatan kepada Galvani. Dengan hati-hati mengontrol arus listrik itu, pengukuran bisa dilakukan dengan menggunakan jarum kompas sebagai indikatornya. Hasil ini kemudian dikembangkan oleh Para peneliti yang lain, termasuk Karl Friedrich Gauss (1777¬1855), yang dan tahun 1832 sampai 1833 mengembangkan tipe telegram awal. Seorang ahli fisika Perancis, J. A. d'Arsonval menemukan tipe galvanometer yang berbeda pada tahun 1880 dengan menggantungkan kumparan yang bisa bergerak di antara kutup-kutup magnet. Seberkas sorot lampu yang terpantul dan cermin yang ditempelkan pada kumparan yang memantul ke suatu skala tertentu digunakan untuk mengukur arus listrik itu. Kebanyakan galvanometer adalah jenis yang mengikuti d'Arsonval.
No comments:
Post a Comment