Sejarah Penemu Mesin Pemintal Kapas
Mesin pemintal kapas untuk memindahkan biji-bijian dari buah kapas setelah pemetikan ditemukan pada tahun 1793 oleh Eli Whitney (1765-1825) dan menandai perkembangan yang melampaui peralatan yang sebelumnya telah ditemukan oleh Joseph Eve (1760-1825). Mesin Eve telah digunakan pada kapas West Indies sejak tahun 1780-an tetapi tidak berhasil memindahkan biji-bijian dari tongkol biji kapas yang tumbuh di Amerika Serikat. Mesin Eve malah menghancurkan biji-bijian sehingga menghujani kapas dengan minyak yang berasal dari bijinya. Istilah gin (mesin) sudah banyak dipakai di West Indies sebagai singkatan kolokial untuk kata engine (mesin).
Withney berjalan ke South Caroline berharap mendapatkan posisi sebagai tutor, tetapi ia tertahan sebagai tamu dari Catherine Greene, janda perang Jenderal Revolusi Nathaniel Greene. Setelah tinggal di perkebunan Greene di dekat Charleston, Whitney berusaha membalas budi atas keramahan nyonya rumah dengan mengerjakan berbagai proyek-proyek kecil dalam perkayuan. Setelah memperhatikan keterampilannya dan kepeduliannya terhadap persoalan memindahkan biji-bijian dari kapas, Catherine menganjurkan agar dia menggunakan kepandaiannya untuk mengatasi persoalan pemindahan biji kapas. Setelah beberapa bulan bekerja di bengkel bawah tanah Chaterine, Whitney menemukan engkol yang digerakkan tangan untuk memperbaiki mesin Eve sehingga bisa memindahkan biji-bijinya dan, dengan sebuah sikat, membersihkan serabutnya dengan gigi-gigi kawat besi yang dipasangkan pada silinder yang berputar. Menurut cerita yang ada dan berdasarkan catatannya sendiri, ia menggunakan kawat untuk mengganti lembaran besi karena mendapatinya tersedia di perkebunan itu, yang merupakan sisa-sisa pembuatan sangkar burung. Cara kerja sikat itu mungkin terinspirasi oleh catatan yang dibuat Nyonya Greene tentang penyikat tungku perapian yang bisa menjadi solusi atas persoalan memindahkan serabut dari gigi mesin itu.
Meskipun model kerja itu dibuat secara rahasia, ketika diperlihatkan kepada pengusaha perkebunan setempat, mereka mendorong Withney untuk mematenkannya. Dia melakukan itu, bekerja bersama Phineas Miller, seorang mandor budak. Tetapi, Withney dan Miller mendapati bahwa paten mereka telah banyak disalahi dan ditiru, karena mesin itu mudah dibuat.
Meskipun Whitney dan Miller tidak bisa memenangkan tuntutan hukum terhadap pelanggar hak paten itu, badan pembuat undang-undang di beberapa negara bagian selatan memberikan uang sebagai hadiah atas karya mereka. Meskipun mereka menerima sekitar hadiah 90.000 dollar ,(sekitar beberapa juta dollar untuk nilai abad 21), uang itu banyak dipakai untuk biaya pengadilan. Withney kembali ke tempat tinggalnya di Connecticut, di mana ia melanjutkan pekerjaanya mengembangkan sebuah sistem untuk membuat senapan dengan menggunakan bagian-bagian yang bisa diganti. Walaupun dia sering dipuji atas konsep itu, dia tidak berhasil menyelesaikan pekerjaan itu.
Sementara itu, mesin pemintal kapas merevolusi produksi kapas di Amerika Serikat, karena telah memperlancar prosesnya. Tanah-tanah baru yang luas dibuka untuk produksi kapas sehingga meningkatkan permintaan budak pekerja. Satu mesin pemintal kapas (ketika digerakkan oleh kekuatan keledai) bisa memproduksi sejumlah kapas yang bebas dari isinya sama dengan yang dikerjakan oleh 50 orang. Dalam hal yang demikian, mesin pemintal kapas merupakan peralatan yang menghemat kerja buruh, tetapi ironisnya menciptakan kekurangan buruh karena telah membuat produksi kapas tiba-tiba sangat menguntungkan.
No comments:
Post a Comment