Sejarah Penemu Spektroskop
Setelah Isaac Newton (1642-1727) mengamati spektrum cahaya pada tahun 1666, para peneliti terus mempelajari warna dan cahaya, dengan mengikuti garis-garis penelitian yang telah ia tetapkan. Pada tahun 1814 ahli fisika Jerman Joseph Von Fraunhofer (1787-1826) menemukan garis hitam di spektrum sinar matahari yang sejak saat itu dikenal sebagai garis Fraunhofer. Dia menemukan 574 garis di antara warna merah dan ungu di ujung spektrum itu dan secara tepat mengidentifikasi dan secara tepat memetakannya. Fraunhofer telah mempelajari pekerjaan optika di bengkel kaca ayahnya pada usia 10 tahun, dan pada usia 19 tahun ia bergabung dengan sebuah pabrik kaca bernama Munich Philosophical Instrumen Company.
Fraunhofer menentukan indeks pemendaran dan penyebaran kekuatan dari berbagai jenis kaca optik, dan ia menggunakan sebuah pemendar cahaya untuk meperoleh efek prisma untuk memisah-misahkan cahaya putih ke dalam spektrum cahaya. Pada tahun 1859 Gustave Robert Kirchhoff (1824-1887) menunjukkan bahwa semua unsur ketika dipanaskan sampai berpijar akan menghasilkan spektra individual, hal ini yang memberikan penjelasan atas garis-garis Fraunhofer. Kirchhoff menyimpulkan bahwa garis-garis itu berhubungan dengan penyerapan cahaya oleh unsur-unsur khusus yang ada dalam atmosfer matahari. Penggunaan spektroskop Fraunhofer sebagai alat spektroskopi astronomis bisa dilacak ke karya Kirchhoff pada tahun 1859.
Kirchhoff telah menemukan metode analisis kimia yang bisa dipakai untuk menentukan sifat kimiawi dari binatang-bintang yang jaraknya jauh. Robert Bunsen (1811-1899), penemu pembakar Bunsen (Bunsen burner), yang bekerja bersama Kirchhoff, dengan menggunakan spektroskop bisa menemukan unsur-unsur Baru seperti cesium dan radium pada tahun 1860.
No comments:
Post a Comment