Sejarah Penemu Kamera
Dengan mengikuti penemuan metode daguerreo type pada fotografi yang dilakukan Niepce dan Daguerre sebelum tahun 1830, sejumlah percobaan dan perbaikan mengarah ke kamera yang memakai film yang fleksibel. Beberapa pelopor dalam penemuan ini bisa disebutkan.
Kemajuan dalam bidang kamera muncul dengan cepat ,setelah penemuan seluloida pada tahun 1868. John Carbutt, seorang fotografer Inggris, dianggap sebagai orang pertama yang menemukan film seluloida emulsi tertutup, yang diperkenalkan pada tahun 1888 "film negatif Cabutt yang fleksibel." Pada saat yang hampir bersamaan, Rev. Hannibal Goodwin melamar paten Amerika (bulan Mei 1887) untuk gulungan film transparan, tetapi patennya tidak diperoleh sampai 1898.
George Eastman (1854-1932) memulai firmanya pada tahun 1881 dengan memasarkan pelat fotografis kering. Pada tahun 1884, dia mematenkan film fotografis yang terbuat dari olesan emulsi di atas kertas. Pada tahun 1889 dia mematenkan sebuah gulungan film yang memiliki lapisan dan agar-agar yang dikeraskan pada salah satu seluloida, yang dikembangkan oleh H. M. Reichenbach, seorang peneliti pada perusahaan Eastman. Setelah 12 tahun perkara hukum terjadi antara Goodwin dan Eastman, pada tahun 1914 pengadilan menyadari bahwa lamaran Goodwin pada tahun 1887 adalah yang berhak, dan Eastman setuju dengan 5 juta dollar klaim oleh Ansco, pemegang hak paten Goodwin.
Eastman pertama kali memperkenalkan kamera Kodak pada tahun 1888. Eastman cepat memperoleh hak paten untuk sejumlah bagian kamera yang spesifik, termasuk jendela merah kecil untuk membaca nomer jumlah film yang telah terpakai dalam gulungan itu dan sebuah kumparan film yang bisa dipindah di siang hari. Kodak pada awalnya memiliki satu lensa pemfokus dan bisa menyimpan 100 gambar melingkar yang diameternya 2.3 inchi. Meskipun harganya 25 dollar (sama dengan upah beberapa minggu untuk pekerja yang telah berkedudukan tinggi pada tahun 1890-an), Eastman mampu menjual lebih dari 100.000 kamera dalam dua tahun pertama. Semula Eastman mengharuskan kamera itu dibawa ke pabrik untuk dicetak gambarnya, diisi dengan film baru, dan dikembalikan kepada sang pemilik beserta gambar cetaknya. Eastman mempertahankan monopoli gulungan film kamera, dan untuk beberapa dekade istilah Kodak menjadi sinonim dengan kamera kecil yang bisa dibawa kemana-mana. Pada tahun 1900 Eastman memperkenalkan Brownie, di mana operator bisa mengganti film tanpa harus mengirimkan ke pabrik lagi, dan dijual satu dolar. Brownie diambil dari nama tokoh kartun yang populer pada waktu itu, yang seringkali diperlihatkan dalam iklan-iklan kamera itu.
Pengembangan yang dilakukan Eastman mempunyai pengaruh terhadap pemindahan fotografi dari studio profesional, yang berkembang dan dunia ilmu pemotretan dan seni ke dunia konsumen umum. Dengan menjadikan kamera sebagai perkakas rumah tangga dan perlengkapan wisata, Eastman memopulerkan pengabadian gambar. Meskipun kartu pos yang dikerjakan oleh para profesional tetap dijual di daerah tujuan wisata yang populer, para pengunjung segera melengkapi diri mereka dengan album foto-foto pribadi.
Selalu ada peristiwa penemuan untuk yang pertama kali.
ReplyDeleteArtikel sangat bagus, baik untuk para pelajar menambah pengetahuan.
Salam sukses sahabat.