Sejarah Penemu Mesin ketik
Mesin ketik ditemukan oleh Christopher Latham Scholes (1819-1890), seorang editor surat kabar Amerika yang secara singkat bekerja di badan pembuat undang-undang Wisconsin. Meskipun beberapa penemu yang lain telah berusaha mengembangkan mesin tulis, hak paten Scholes pada tahun 1868 secara umum dikenal sebagai titik awal untuk pengembangan mesin ketik. Upaya yang telah dilakukan sebelumnya mungkin termasuk mesin tulis yang dipatenkan di Inggris pada tahun 1714 oleh seorang insinyur yang bernama Henry Mill. Tidak ada lukisan atau rancangan atas adanya peralatan itu, dan itu mungkin ada dalam bentuk stensil. Pada tahun 1829 William A. Burt dari Detroit mematenkan mesin tulis yang memerlukan kertas yang harus diputar dengan tangan dan kunci-kuncinya harus diolesi tinta. Pada tahun 1845, Charles Thurber mengembangkan pencetak huruf alfabeta berputar yang sama, yang sedikit lebih cepat. Hak paten tahun 1850 dikeluarkan untuk John Fairbank termasuk kertas yang ada pada gulungan yang bersambung, dan Hak paten tahun 1850 yang lain dikeluarkan untuk Oliver T. Eddy untuk mesin yang menggunakan pita tinta. Tetapi, hak paten Scholes dan pengembangan berikutnya untuk temuannya merupakan pendahulu dari mesin ketik abad 20.
Scholes bekerja bersama seorang ahli mesin Samuel W. Soule, dan bersama-sama mereka mematenkan mesin pemberi nomer halaman pada tahun 1864. Ahli mesin yang lain, Charles Glidden, memperhatikan sebuah artikel yang ada dalam Scientific American tentang upaya untuk mengembangkan mesin tulis di Inggris dan membawa artikel itu kepada Scholes dan Soule. Scholes dan kedua ahii mesin itu mengembangkan mesin tulis mereka sendiri, mengerjakan pengembangannnya dan mematenkannya pada tahun 1868. Setelah mencari dana dari beberapa sumber, termasuk dari Thomas Edison (1847-1931), yang menolaknya, Scholes mendapatkan sokongan dari penerbit koran yang lain, James Densmore. Densmore menyarankan beberapa pengembangan lebih lanjut untuk memperkecil ukuran mesin itu, dan Soule serta Glidden mundur dari bisnis itu. Setelah beberapa perkembangan lebih lanjut untuk menjadikan mesin itu lebih kecil, ringan, dan lebih bisa digunakan. Dansmore menegosiasikan kesepakatan pembuatannya dengan Remington Arms Company pada tahun 1873. Untuk mencegah kunci tidak selip, Scholes mengembangkan sebuah papan tombol jari untuk menempatkan huruf-huruf yang biasa digunakan saling berjauhan, dan papan tombol jari qwerty-nya menjadi konvensi yang dipakai selamanya.
Remington mendapatkan kesulitan memasarkan alat itu, tetapi setelah mendermakan beberapa buah, mesin ketik mulai berjangkit pada akhir tahun 1870-an dan 1880-an. Mesin Sholes mengetik huruf-huruf di bagian bawah gulungan atau silinder dan teks yang dihasilkan tidak bisa tampak sampai kertas dikeluarkan, sehingga disebut mesin ketik buta. Pada tahun 1829 Thomas Oliver menemukan mesin yang lebih baik dengan kunci-kunci miring yang menghentak pada ujung-ujung hasil cetakan yang bisa dilihat. Pada tahun 1893 Franz X. Wagner mematenkan mesin lain yang, seperti mesin Oliver, mengetik huruf pada ujung-ujung yang bisa dilihat di depan operatornya. John T, Underwood membeli hak paten Wagner dan mendirikan Underwood Typewriter Company pada tahun 1895. Beberapa mesin sampai tahun 1890-an memiliki dua papan tombol jari, dengan alfabeta huruf besar dan huruf kecil yang terpisah. Pada tahun 1904 L. C. Smith Company memperkenalkan sebuah mesin yang memungkinkan penggantian antara huruf besar dan huruf kecil dengan menggunakan satu papan tombol jari. Pengembangan berikutnya menghasilkan mesin ketik listrik yang diperkenalkan pada tahun 1920-an oleh perusahaan Woodstock dan sebuah rancangan yang diadaptasi oleh International Business Machines yang menggerakkan sebuah bola dengan huruf cetakan pada kertas tidak bergerak.
Salah satu pengaruh sosial dari mesin ketik adalah terbukanya kelompok pekerjaan baru bagi para perempuan pada akhir abad 19. Pada waktu itu, sekretaris hampir semuanya adalah laki-laki, tetapi mereka meremehkan peralatan penulisan mekanis yang baru saja ditemukan, mungkin karena menganggap alat itu meremehkan kemampuan mereka. Para perempuan dipekerjakan sebagai operator mesin ketik, dan untuk suatu periode, operator mesin ketik (typewriter) juga dikenal sebagai typewriter. Pada awal dekade abad 20, meningkatnya jumlah perempuan yang menemukan pekerjaan dalam peran yang baru ini, secara sepihak berperan terhadap emansipasi perempuan dalam bidang politik dan sosial pada dekade-dekade berikutnya.
lengkap banget infonya makasih kak
ReplyDeleteharga alfamart